Selasa, 01 September 2015

SISTEM HIDROPONIK


Pada dasarnya sistem hidroponik secara garis besar dibagi menjadi dua sistem, yaitu: sistem pasif dan sistem aktif
1.      System pasif
System ini tidak menggunakan tenaga untuk memindahkannutrisi dan air. Untuk memenuhi kebutuhan air dan nutrisi dilakukan penyiraman manual dengan tangan secara berkala. System pasif seringkali menggunakan bahan “wicking” untuk menyerap cairan nutrisi, atau secara sederhana menggantungkan tanaman dalam larutan dengan ada tempat udara disekitar zona akar. System ini bisa berbasis di media ( menggunakan rock woll, arang sekam, zeolit, dll) atau system budaya air murni
Teknik hidroponik yang termasuk dalam system pasif diantaranya:
a.       System sumbu
Teknik ini mungkin system berbasis media yang paling sederhana dan yang paling baik untuk mengamati pembuluh kapiler. Campuran nutrisi diserap ke dalam medium lewat sumbu nilon atau kapas yang dicelupkan ke dalam wadah nutrisi.
b.      System rakit apung
Dalam system ini, tanaman mengapung di atas rakit/wadah yang mengapung di atas larutan nutrisiujung akar mencapai larutan nutrisi dan lubang yang dibuat pada rakit untuk tanaman memberikan keleluasaan bagi pertukaran udara
2.      System aktif
System hidroponik disebut aktif jika bergantung pada semacam tenaga ( biasanya listrik via pompa ) untuk menindahkan atau mengalirkan nutrisi ke zona sekitar akar. Sisterm ini biasanya digunakan untuk tanaman yang lebih besar (tomat, timun, dll) dan cenderung lebih canggih. Dalam system re sirkulasi atau daur ulang, akan lebih menghemat larutan nutrisi karana akan tersirkulasi secara continu. System dengan menggunakan pompa untuk pengairan akan lebih banyak menghantarkan oksigen ke akar tanaman, sehingga produksi tanaman lebih sehat dan lebih cepat dibandingkan dengan system pasif.
Teknik yang termasuk dalam system aktif diantaranya adalah:
a.       Teknik drip irigasi
Pompa yang duiatur dengan pengatur waktu untuk menghantarkan campuran nutrisi dengan waktu yang berkala melewati “emitters” (pipa dengan lubang) ke medium tanaman paling atas dan membiarkan nutrisi menetes ke dalam wadah dibawahnya, kemudian disirkulasikan kembali
b.      NFT (Nutrient Flow Technique)
Model sistem hidroponik NFT merupakan sistem hidroponik dengan akar  berada dalam sirkulasi atau aliran air (nutrisi) yang tipis. Sistem NFT tidak memerlukan  timer dalam pompa airnya, sebab sistem NFT mempunyai peredaran larutan nutrisi yang konstan. Menurut Cooper (1972) NFT adalah sebuah sistem yang menggunakan “film” larutan nutrisi. Film yang dimaksud adalah lapisan tipis setebal 1-3 mm yang dipompa dan dialirkan melewati akar tanaman secara terus menerus dengan kecepatan aliran sekitar 1-2 liter per menit. Dengan demikian akar tanaman dapat berkembang dalam larutan nutrisi tersebut. Larutan nutrisi dipompa ke dalam tempat penanaman (biasanya berupa pipa) dan mengaliri akar-akar tanaman, kemudian kembali ke dalam reservoir (bendungan). Penanaman dilakukan  dengan menempatkan semaian secara langsung ke dalam kubus rockwool di dalam lubang yang dibuat di saluran pipa, styrofoam, dan yang lainnya.

Sistem NFT sangat tergantung pada listrik, sebab jika listrik mati maka pompa tidak akan bisa hidup, dan nutrisi tidak bisa mengaliri akar-akar tanaman, sehingga akar akan terjadi pengeringan dan tanaman akan mati. Teknik NFT ini hanya bisa ditanami tanaman yang beratnya kecil atau ringan, misalnya tanaman sayur-sayuran daun sawi, seledri, bayam dan lainlain.

hidroponik narsis
hidroponik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih