Rabu, 30 September 2015

Fotosintesis

Proses Fotosintesis
Fotosintesis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tumbuhan untuk memperoleh makanan yang akan digunakan dalam pertumbuhannya. Dimana hasil akhir dari proses fotosintesi ini adalah 5 atom carbon yang kemudian akan menjadi gula.
Dalam proses fotosintesi terjadi secara dua proses atau tahapan, yang pertama adalah tahap reaksi terang dan diteruskan ke tahap reaksi gelap (disebut siklus calvin), apa maksud dari tahap reaksi terang dan reaksi gelap ini???
Reaksi terang adalah proses reaksi dalam fotosintesis yang memerlukan cahaya untuk menjalankan reaksi tersebut, sedangkan reaksi gelap adalah proses reaksi yang tidak memerlukan cahaya untuk menjalankan reaksinya.
Bagaimana tahap atau proses reaksi terang maupun reaksi gelap (siklus calvin)???
1.      Reaksi terang
Produk akhir dari reaksi terang adalah ATP dan NADPH yang akan digunakan proses reaksi dalam siklus calvin. Dalam reaksi terang terjadi proses transport electron yang di inisiasi oleh cahaya matahari (foton), dalam kloroplas terdapat tilakoid, pada membran tilakoid ini terdapat pigmen klorofil yang menyerap cahaya, terdapat dua pigmen yang bertugas untuk menyerap cahaya, yaitu pigmen P700 (kemampuan meyerap cahaya dengan panjang gelombang 700nm dengan warna sangat merah) dan P680 (kemampuan meyerap cahaya dengan panjang gelombang 680nm dengan warna merah). Kedua pingmen tersebut termasuk pigmen klorofil a, yang membedakan adalah kemampuan menyerap panjang gelombangnya. Dalam reaksi terang ini terdapat dua pusat reaksi yang disebut fotosistem, yaitu fotosistem I dengan pusat reaksi pada P700 dan fotosistem II dengan pusat reaksi pada P680.
Reaksi pertama saat cahaya matahari diterima oleh pigmen klorofil, padafotosistem II P680, terjadi penguraian molekul air (H2O) menjadi 2 atom hidrogen dan satu atom oksigen yang nanti akan berganung dengan O lainnya menjadi O2. Selanjutnya 2 elektron yang tereksitasi ditranspor melalui rantai transport elektron. Dalam rantai transport elektron yang tereksitasi ini terdapat pq/plastokinon (sebagai pembawa elektron), suatu komplek sitokrom, dan plastosianin (protein yang mengandung tembaga. Saat elettron jatuh (eksergoniknya) jatuh pada energi yang lebih rendah, akan dipungut oleh membrane tilakoid untuk disintesis menjadi ATP, proses ini disebut fotofosforilasi karena prosesnya digerakkan oleh energy cahaya.  Kemudian setelah eloktron tereksitasi ini sampai pada fotosistem I P700 dengan menggunakan lebih banyak energi dari foton foton yang diserapnya, elektron tereksitasi tersebut akan ke Fd / feredoksin (protein yang banyak mengandung besi), dan dengan bantuan enzim NADP+ reduktase, elektron tersebut disalurkan ke NADP+ sehingga menjadi NADPH (menyimpan elektro ber energy tinggi). Jadi hasil akhir dari reaksi terang adalah ATP dan NADPH dan oksigen adalah produk samping dari reaksi terang.
2.      Reaksi gelap (siklus calvin)

Produk akhir dari reaksi gelap ini adalah senyawa organik seperti gula yang digunakan sebagai makanan tanaman. Awal reaksi dari siklus calvin ini adalah fiksasi carbondioksida, yang diperoleh dari luar dengan cara membuka stomata daun. Kemudian reduksi dengan bantuan enzim rubisko atau ribulosabifosfat (RuBP) karboksilase akan diubah menjadi 3-fosfogliserat, dan kemudian mendapatkan elektron dari ATP menjadi 1, 3-bifosfogliserat selanjutnya NADPH menyumbangkan sepasang elektron sehingga menjadi Gilseraldehide 3 fosfat (G3P) atau disa disebut gula. Kemudian akhir dari siklus calvin adalah regenerasi melakukan pembongkaran kembali molekul G3P. hanya satu molekul G3P yang meninggalkan siklus calvin dan dikirim ke sitoplasma untuk berkontribusi pada pembentukan senyawa lain yang dibutuhkan oleh tanaman. molekul G3P yang tersisa tetap dalam siklus calvin digunakan untuk regenerasi RuBP, yang memungkinkan sistem untuk mempersiapkan lebih banyak CO2, untuk diperbaiki tiga molekul lebih ATP digunakan dalam reaksi regenerasi ini.

Jumat, 18 September 2015

Cara Membuat Pupuk Organik Cair Hidroponik

Pupuk hidroponik di pasaran rata rata harganya lumayan mahal, hal ini lah yang mengakibatkan kebanyakan orang kalangan menengah kebawah tidak mau atau enggan untuk melakukan budidaya tanaman dengan teknik hidroponik. Bagaimana untuk menekan harga pupuk hidroponik tersebut? agar kita tetap bisa melakukan budidaya hidroponik tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi.

ada beberapa bahan organik yang bisa digunakan sebagai sumber nutrisi tanaman dalam media hidroponik, diantaranya adalah kotoran sapi baik padat maupun cair. Dalam kotoran sapi banyak terkandung bahan organik dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Selain itu juga terdapat hormon IAA atau auxin yang bisa membantu pertumbuhan tanaman.

Adapun cara untuk membuat Pupuk organik cair adalah dengan cara di fermentasi:
1. Fermentasi Urine sapi
Urine sapi difermentasikan dengan cara 10 liter urine sapi dicampur tetes tebu 250 ml dan bakteri EM4 250 ml, kemudian diaduk hingga homogen dan ditutup rapat, lalu dibiarkan selama ± 15 hari.

2. Fermentasi Feses sapi
Fermentasi kotoran padat sapi dilakukan dengan mencampur 5 liter air bersih ditambah 125 ml EM4 dan 125 ml tetes tebu kemudian diaduk, dan setelah itu dimasukkan kotoran sapi sebanyak 5 kg, diaduk hingga rata, kemudian ditutup dan didiamkan selama ± 15 hari, Selama masa inkubasi, gas metan dalam wadah dikeluarkan melalui pipa plastik. Setelah 15 hari hasil fermentasi tersebut disaring, dipisahkan antara hasil padat dan yang cair

Selasa, 15 September 2015

Pupuk Organik Cair

Sampai saat ini masyarakat desa sebagian besar masih memelihara berbagai hewan ternak di rumah-rumah. Kebanyakan hewan ternak yang dipelihara di sebagian masyarakat desa adalah sapi. Keberadaan hewan ternak ini selain akan menghasilkan keuntungan, setiap harinya juga akan menghasilkan kotoran baik berupa padat (feses) maupun cair (urine).

Kotoran sapi (feses) merupakan bahan organik yang mempunyai prospek yang baik untuk dijadikan pupuk organik, karena mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi. Dalam penelitian Arinong dan Lasiwua, (2011) mengatakan bahwa pupuk organik cair kotoran sapi berpengaruh possitif bagi pertumbuhan, tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun dan produksi tanaman sawi.

Adanya respon pertumbuhan dan produksi yang baik pada pemberian pupuk organik cair kotoran sapi disebabkan oleh adanya nutrisi berupa hara yang terkandung. Ohorella (2012), mengatakan bahwa pupuk organik cair selain mengandung nitrogen, juga mengandung unsur  hara mikro antara lain unsur Mn, Zn, Fe, S, B, Ca dan Mg. Unsur hara mikro tersebut berperan sebagai katalisator dalam proses sintesis protein dan pembentukan klorofil.

Tabel 1. Kandungan unsur hara dalam kotoran sapi

N
P
K
Ca
Mg
Na
%
1.06
0.52
0.95
1.06
0.86
0.17

Fe
Mn
Zn
Cu
Cr

Ppm
5726
344
122
20
6

Sumber, (Hsieh S.C dan C.F. Hsieh, 1987).

Urine sapi merupakan limbah organik dari sisa-sisa metabolisme sapi yang dikeluarkan dalam bentuk cair. Urine sapi memiliki prospek yang bagus untuk diolah menjadi pupuk cair karena mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan oleh tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg yang terikat dalam bentuk senyawa organik. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur yang terpenting untuk proses pertumbuhan tanaman, sehingga urine sapi ini bisa menjadi sumber nutrisi alternative yang murah dalam budidaya tanaman secara hidroponik.

Walaupun pupuk organik cair dari kotoran sapi merupakan pupuk yang ramah lingkungan, tetapi  penggunaan  pupuk  organik cair ini masih memiliki kendala karena memiliki kandungan hara makro dan mikro rendah. Agar kandungan hara dalam urine sapi menjadi lebih baik, perlu dilakukan peningkatan kadar hara dalam kotoran sapi dengan menggunakan agen biologi atau bakteri, proses ini bisa disebut fermentasi.

Fermentasi merupakan  proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Fermentasi merupakan segala macam proses metabolisme (enzim, jasad renik secara oksidasi, reduksi, hidrolisa, atau reaksi kimia lainnya) yang melakukan perubahan kimia pada suatu subsrat organik dengan menghasilkan produk akhir. Lama waktu proses fermentasi kotoran sapi ini cukup 2 minggu saja atau sekitar ± 15 hari.

Selasa, 01 September 2015

SISTEM HIDROPONIK


Pada dasarnya sistem hidroponik secara garis besar dibagi menjadi dua sistem, yaitu: sistem pasif dan sistem aktif
1.      System pasif
System ini tidak menggunakan tenaga untuk memindahkannutrisi dan air. Untuk memenuhi kebutuhan air dan nutrisi dilakukan penyiraman manual dengan tangan secara berkala. System pasif seringkali menggunakan bahan “wicking” untuk menyerap cairan nutrisi, atau secara sederhana menggantungkan tanaman dalam larutan dengan ada tempat udara disekitar zona akar. System ini bisa berbasis di media ( menggunakan rock woll, arang sekam, zeolit, dll) atau system budaya air murni
Teknik hidroponik yang termasuk dalam system pasif diantaranya:
a.       System sumbu
Teknik ini mungkin system berbasis media yang paling sederhana dan yang paling baik untuk mengamati pembuluh kapiler. Campuran nutrisi diserap ke dalam medium lewat sumbu nilon atau kapas yang dicelupkan ke dalam wadah nutrisi.
b.      System rakit apung
Dalam system ini, tanaman mengapung di atas rakit/wadah yang mengapung di atas larutan nutrisiujung akar mencapai larutan nutrisi dan lubang yang dibuat pada rakit untuk tanaman memberikan keleluasaan bagi pertukaran udara
2.      System aktif
System hidroponik disebut aktif jika bergantung pada semacam tenaga ( biasanya listrik via pompa ) untuk menindahkan atau mengalirkan nutrisi ke zona sekitar akar. Sisterm ini biasanya digunakan untuk tanaman yang lebih besar (tomat, timun, dll) dan cenderung lebih canggih. Dalam system re sirkulasi atau daur ulang, akan lebih menghemat larutan nutrisi karana akan tersirkulasi secara continu. System dengan menggunakan pompa untuk pengairan akan lebih banyak menghantarkan oksigen ke akar tanaman, sehingga produksi tanaman lebih sehat dan lebih cepat dibandingkan dengan system pasif.
Teknik yang termasuk dalam system aktif diantaranya adalah:
a.       Teknik drip irigasi
Pompa yang duiatur dengan pengatur waktu untuk menghantarkan campuran nutrisi dengan waktu yang berkala melewati “emitters” (pipa dengan lubang) ke medium tanaman paling atas dan membiarkan nutrisi menetes ke dalam wadah dibawahnya, kemudian disirkulasikan kembali
b.      NFT (Nutrient Flow Technique)
Model sistem hidroponik NFT merupakan sistem hidroponik dengan akar  berada dalam sirkulasi atau aliran air (nutrisi) yang tipis. Sistem NFT tidak memerlukan  timer dalam pompa airnya, sebab sistem NFT mempunyai peredaran larutan nutrisi yang konstan. Menurut Cooper (1972) NFT adalah sebuah sistem yang menggunakan “film” larutan nutrisi. Film yang dimaksud adalah lapisan tipis setebal 1-3 mm yang dipompa dan dialirkan melewati akar tanaman secara terus menerus dengan kecepatan aliran sekitar 1-2 liter per menit. Dengan demikian akar tanaman dapat berkembang dalam larutan nutrisi tersebut. Larutan nutrisi dipompa ke dalam tempat penanaman (biasanya berupa pipa) dan mengaliri akar-akar tanaman, kemudian kembali ke dalam reservoir (bendungan). Penanaman dilakukan  dengan menempatkan semaian secara langsung ke dalam kubus rockwool di dalam lubang yang dibuat di saluran pipa, styrofoam, dan yang lainnya.

Sistem NFT sangat tergantung pada listrik, sebab jika listrik mati maka pompa tidak akan bisa hidup, dan nutrisi tidak bisa mengaliri akar-akar tanaman, sehingga akar akan terjadi pengeringan dan tanaman akan mati. Teknik NFT ini hanya bisa ditanami tanaman yang beratnya kecil atau ringan, misalnya tanaman sayur-sayuran daun sawi, seledri, bayam dan lainlain.

hidroponik narsis
hidroponik