Penyakit dan Hama Pada Tanaman Cabe
Melakukan budidaya tanaman cabe adalah salah satu usaha tani yang menjanjikan. Permintaan cabe di pasaran sangat baik, cabe sudah seperti bahan pokok masyarakat, bahkan akhir akhir ini harga cabe di pasaran melonjak sangat tinggi, atau pada saat menjelang Hari raya.
Budidaya cabe memerlukan modal yang tidak sedikit dan memerlukan ketrampilan atau pengetahuan yang lebih dibandingkan budidaya tanaman lainnya. Bahkan tidak jarang petani cabe yang sering merugi, karena tidak memperhatikan faktor cuaca, serangan hama atau penyakit virus. Maka dari itu, untuk menekan kerugian harus perlu diperhatikan matang matang segala resiko dan gangguan dalam budidaya tanaman cabe.
melakukan budidaya cabe dengan teknik hidroponik juga sering juga masih didatangi berbagai jenis penyakit ini, penyebabnya mungkin dari lingkungan yang kurang bersih, dan banyakbakteri bakteri yang bersarang diarea perkebunan.
Banyak sekali Hama, penyakit, atau virus yang menyerang tanaman cabe, yang sering kita jumpai adalah daun kriting / mosaik. ada beberapa jenis penyakit pada tanaman cabe, diantaranya adalah:
- Penyakit busuk pada buah. Adapun jenis-jenis penyakit yang banyak menyerang cabai antara lain antraks atau patek. Gejala serangan antraks atau patek ialah bercak – bercak pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok
- Penyakit Layu cabe. Penyakit layu cabe disebabkan oleh bakteri layu. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta rontok. Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah
- yang paling menjadi sorotan pada bahasan kali ini adalah virus yang menyerang tanaman cabe pada daun. Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan
adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch
Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan
juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).
Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Untuk menangani masalah ini, tanaman cabai yang terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah. Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.